Sekolah Guru Indonesia (SGI), didirikan pada 2009 di bawah naungan Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa, kini GREAT Edunesia, adalah program pengkaderan kepemimpinan guru. SGI bertujuan memberdayakan dan meningkatkan kualitas guru di Indonesia melalui program-program unggulan yang menarik, inspiratif, dan partisipatif. Berbagai program telah dilaksanakan oleh Sekolah Guru Indonesia di berbagai daerah di Indonesia, sejak 2023 SGI berfokus dalam menguatkan kepemimpinan guru, menumbuhkan kolaborasi elemen pendidikan dan menumbuhkan kepemimpinan murid di sekolah sebagai dampak program yang dijalankan.
SGI menawarkan berbagai intervensi program, termasuk pelatihan guru dan kepala sekolah, Teaching Collaboration, FGD Program Sekolah, Roadshow Guru Pemimpin, dan Akademi Guru Pemimpin. Program-program ini dirancang untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan, manajerial, dan inovasi para pendidik, serta meningkatkan kualitas pengajaran di kelas dan sekolah. Selain itu, SGI juga menyelenggarakan program SGI Angkatan 49 di Jawa Barat, Banten dan NTB, serta angkatan 50 di Sumatra Selatan dan Jawa barat. Tujuan pengembangan program ini untuk menciptakan ekosistem pendidikan berkualitas melalui peningkatan keterampilan kepala sekolah dan guru.
Program Sekolah Beranda adalah inisiatif dari GREAT Edunesia yang memberikan akses pendidikan bagi masyarakat di wilayah terdepan Indonesia. Program ini fokus pada peningkatan kompetensi literasi dan kepemimpinan siswa berbasis potensi dan kearifan lokal. Diselenggarakan dari 2023 hingga 2024 di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, program ini bertujuan meningkatkan kompetensi literasi siswa melalui pembiasaan baik, meningkatkan kepemimpinan siswa melalui pembelajaran berbasis proyek, serta melibatkan sektor publik dalam mendukung program di wilayah perbatasan. SGI dan Sekolah Beranda bersama-sama berkomitmen menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung pengembangan kepemimpinan dan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan program-program unggulan dan intervensi yang komprehensif, mereka berusaha meningkatkan kompetensi guru dan siswa, serta mengoptimalkan potensi dan kearifan lokal dalam proses pendidikan. Tujuan ini tidak hanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah perkotaan tetapi juga untuk menjangkau daerah-daerah yang paling membutuhkan perhatian dan dukungan.
Terakhir, melalui usaha nyata di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), SGI dan Sekolah Beranda menegaskan komitmen mereka dalam memajukan pendidikan di seluruh pelosok negeri. Dengan dukungan dan partisipasi berbagai elemen masyarakat, mereka berupaya memberikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan berkelanjutan. Upaya ini diharapkan dapat membuka peluang lebih besar bagi generasi muda di wilayah 3T untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Dana yang telah disalurkan untuk program program ini mencapai Rp.342.005.000. Prestasi yang dicapai oleh penerima manfaat program ini meliputi: Nardis, S.Pd., M.Pd., sebagai Guru Duta Canva; Muhammad Akbar, S.Pd., M.M.Inov, Sri Agustini, S.Pd, dan Martie Prichartin, S.Pd. SD (TIM), Juara 3 Lomba Inovasi Daerah; Tonny Mulyono, S.Pd. memenangkan Anugerah Inovasi Daerah (Juara 1); serta Edi Arham, S.Pi., M.Pd., Guru Dedikatif SD pada Jambore GTK 2024 (Terbaik 1)
Di tengah hamparan pegunungan Kedaro, Nusa Tenggara Barat, seorang guru bernama Lalu Ilman Jayadi menjadi mercusuar harapan bagi anak-anak di daerah terpencil tersebut. Dengan dedikasi yang tak kenal lelah, Ilman memilih jalan penuh tantangan demi mencerdaskan generasi muda, meski harus menghadapi berbagai keterbatasan. Dari akses yang sulit menuju sekolah hingga minimnya fasilitas pendidikan, Ilman tak pernah mundur. Setiap hari, ia menempuh perjalanan berliku dan menantang, melewati jalan setapak yang berbatu dan curam, hanya untuk memastikan bahwa anak-anak di Kedaro mendapatkan hak pendidikan yang layak.
Guru Ilman adalah penerima manfaat Sekolah Guru Indonesia (SGI) GREAT Edunesia Dompet Dhuafa. Dengan dukungan program SGI, Ilman berhasil membangun kompetensi yang lebih kuat dan mendapatkan dukungan dalam perjuangannya memajukan pendidikan di lingkungannya. Program SGI memberikan pelatihan dan pendampingan yang membantu Ilman mengatasi berbagai tantangan dalam proses belajar mengajar, serta memperkuat kapasitasnya sebagai pemimpin pendidikan.
Dukungan ini menjadi pijakan penting bagi Ilman dalam mengembangkan metode pengajaran yang kreatif dan efektif. Program SGI tidak hanya memberikan pelatihan teknis, tetapi juga menyediakan dukungan moral dan jaringan profesional yang penting untuk pertumbuhan seorang guru. Hal ini memungkinkan Ilman tidak hanya menjadi pengajar yang lebih baik tetapi juga seorang pemimpin dalam komunitasnya, menginspirasi guru-guru lain untuk terus belajar dan berkembang. Dengan bantuan SGI, Ilman mampu mengimplementasikan praktik-praktik terbaik dalam pendidikan yang berdampak positif pada lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya.
Meski dengan kondisi yang serba terbatas, Ilman selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi murid-muridnya. Di ruang kelas yang sederhana, dengan dinding bambu dan atap yang bocor, ia menyulap suasana belajar menjadi penuh semangat dan keceriaan. Ilman tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang kuat. Ia percaya bahwa pendidikan bukan hanya tentang kemampuan akademis, tetapi juga tentang membentuk karakter dan integritas.
Dengan kreativitas dan ketekunannya, Ilman menggunakan apa pun yang ada di sekitarnya sebagai alat bantu mengajar, dari daun pisang hingga tanah liat. Perjuangan Ilman membuahkan hasil yang manis. Banyak dari muridnya yang berhasil melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan berprestasi. Kisah Ilman menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa dengan tekad dan pengabdian, segala keterbatasan dapat diatasi.
Dedikasinya menjadi teladan bagi guru-guru lainnya, bahwa di balik setiap tantangan tersimpan potensi besar yang menunggu untuk dikembangkan. Ilman Jayadi adalah bukti hidup bahwa guru bukan hanya profesi, tetapi panggilan jiwa yang mampu mengubah nasib sebuah generasi.
Pada 2023, sebanyak 32.545 orang menjadi penerima manfaaat Leadership Project BAKTI NUSA angkatan 12. Total penerima manfaat leadership project berbasis daring sebanyak 47.151 dengan total konten media sosial sebanyak 2.723.
Guna memasifkan pesan dan dampak leadership project bagi masyarakat luas, para penerima manfaat BAKTI NUSA 12Â berkolaborasi dengan 263 mitra strategis di seluruh wilayah program.
GREAT Edunesia Mitra Pelaksana Program
DOMPET DHUAFA